Selasa, 02 Maret 2010

Kualitas Shalat

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat rajin dan khusyuk solatnya. Namun, dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih baik ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasanya kurang khusyuk.




Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan sholat?".
Hatim berkata, "Apabila masuk waktu sholat, aku berwudhu lahir dan bathin."
Isam bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan bathin itu?"
Hatim berkata, "Wudhuk lahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air". Sementara wudhuk bathin ialah membasuh anggota tubuh dengan tujuh perkara :

1. Bertaubat
2. Menyesali dosa yang telah dilakukan
3. Tidak tergila-gilakan dunia
4. Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
5. Tinggalkan sifat berbangga
6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
7. Meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku siapkan semua anggota tubuhku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan aku sedang berhadapan dengan Allah, Surga di sebelah kananku, Neraka di sebelah kiriku, Malaikat Maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri
di atas jembatan 'Siratal mustaqim' dan menganggap bahawa sholatku kali ini adalah sholat terakhir bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."

"Setiap bacaan dan do’a dalam sholat, aku fahami maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan tawadhu (sungguh-sungguh), aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas.

Beginilah aku bersholat selama 30 tahun." Ketika Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

0 comments:

Posting Komentar